BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengembangan
teknologi penangkapan ikan di Indonesia pada hakekatnya ditujukan pada pemanfaatan
sumberdaya ikan secara optimal untuk kesejahteraan seluruh masyarakat. Dalam
Undang-undang No. 31 tahun 2004 tetang perikanan menjelaskan bahwa pengelolaan
perikanan termasuk kegiatan perikanan tangkap harus dilakukan berdasarkan asas
manfaat, keadilan, kemitraan, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi
dan kelestarian yang berkelanjutan.
Penerapan
teknologi penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan menjadi perhatian utama bagi seluruh pelaku perikanan
terutama akademisi perikanan dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dengan
berbagai peraturan yang dibuat oleh pemerintah mengenai
kegiatan perikanan tangkap dan berbagai penelitian tentang modifikasi alat
tangkap agar lebih selektif baik pada ukuran maupun jenis hasil tangkapan, upaya
pembentukan daerah penangkapan ikan sehingga dapat mengurangi biaya
operasional penangkapan dalam penggunaan bahan bakar.Perkembangan teknologi
penangkapan ikan mempengaruhi ketersediaan bahan yang digunakan dalam pembuatan
alat tangkap. Bahan alat penangkapan ikan mencakup semua bahan digunakan
dalam membuat suatu alat tangkap.
Bahan alat
penangkapan ikan yang digunakan dapat bersumber dari alam atau bahan sintetis atau gabungan antara
bahan alam dan sintetis. Bahan alat penangkapan ikan menjadi pengetahuan
dasar untuk merancang dan membuat satu unit alat penangkapan ikan. Berdasarkan hal tersebut maka
diperlukan pengenalan terhadap bahan dan penggunaannya secara aplikatif
terhadap alat penangkapan ikan.
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Kendari merupakan salah satu wadah pendidikan
yang akan menghasilkan tenaga-tenaga perikanan yang handal untuk
pengembangan perikanan tangkap di Sulawesi Tenggara. Langkah yang dapat dilakukan dalam
pengembangan wawasan mengenai perikanan tangkap adalah melaui pelaksanaan praktik
lapang (fieldtrip). Dalam praktik lapang diharapkan kepada praktikan dapat mengetahui lebih banyak
mengenai kegiatan-kegiatan dalam perikanan tangkap khususnya mengenaibahanalat
penangkapan ikan dan kegunaannya dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan.
B.
Tujuan
1.
Mengidentifikasi bahan alami dan sintesis alat penangkapan
ikan
2.
Mengindentifikasi bahan komponen utama alat penangkapan ikan
3.
Mengidentifikasi ukuran, bahan, warna pelampung
4.
Mengidentifikasi ukuran, bahan, warna pemberat
5.
Mengidentifikasi ukuran, bahan dan warna jaring/tali
6.
Mengidentifikasi konstruksi tali untuk bahan jaring (arah
pintalan,Bentuk simpul)
C.
Manfaat
Kegunaan dari praktek ini agar kami
dapat mengetahui bahan – bahan dan sintesis alat penangkapan ikan, komponen utama
alat penangkapan ikan, ukuran, bahan, warna pelampung ukuran, bahan, warna
pemberat, bahan dan warna jaring/tali, konstruksi tali untuk bahan jaring (arah pintalan,Bentuk
simpul).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Alat
Tangkap Purse seine (Pukat
Cincin)
Pukat cincin atau lazim disebut
dengan “purse seine” adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari lembaran
jaring berbentuk segi empat pada bagian atas dipasang pelampung dan bagian
bawah dipasang pemberat dan tali kerut (purse line) yang berguna untuk
menyatukan bagian bawah jaring sehingga ikan tidak dapat meloloskan dari bawah
(vertikal)dan samping (horizontal), biasanya besar mata jaring disesuaikan
dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap
bagian biasanya tidak sama. Disebut dengan pukat cincin sebab pada jaring
bagian bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna untuk memasang tali kerut
(purse line) atau biasa juga disebut juga tali kolor (Adzwar, 2012).
Prinsip menangkap ikan dengan purse
seine adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut
membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontal
dapat dihalangi. Setelah itu bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah
ikan lari ke arah bawah jaring (Hakim, 2012).
B.
Bentuk,
struktur dan jenis alat tangkap purse seine
Purse seine
berkembang menjadi alat tangkap ikan pelagis yang bergerombol yang paling
efektif, sehingga dapat dijumpai berbagai macam purse seine, maka untuk
memudahkan memahami pukat cincin maka diklasifikasikan menurut :
1.
Letak kantong (bunt) pada jaring
utama
Berdasarkan
Letak Kantong pada Jaring Utama yaitu :
·
Kantong terletak pada salah satu
ujung jarring
·
Kantong terletak pada
tenggah-tenggah jarring
2.
Bentuk dasar jaring utama
Berdasarkan
bentuk Jaring Utama purse seine yaitu :
·
Bentuk segi empat
·
Bentuk trapezium
·
Bentuk lekuk
3.
Jenis alat tangkap purse seine
Berdasarkan
teknik operasi
Menurut Adzwar (2012) berdasarkan
jumlah kapal yang dipergunakan pada saat operasi penangkapan purse seine dibagi yaitu :
·
purse seine dengan satu buah kapal
·
purse seine dengan dua buah kapal.
C.
Kontruksi Purse Seine
1.
Pelampung (buoy)
Pelampung
merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah dengan kelebihan daya
apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap mampu mengapung walaupun di
dalamnya ada ikan hasil tangkapan. Bahan yang dipergunakan sebagai pelampung
biasanya memiliki berat jenis (bj) yang lebih kecil dibandingkan dengan bj air
laut, selain itu bahan tersebut tidak menyerap air. Pada umumnya pelampung
purse seine dibuat dari bahan plastik yang keras.
2.
Pemberat (Sinker)
Pemberat
berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu dioperasikan, semakin berat
pemberat maka jaring utama akan semakin cepat tenggelamnya. Tetapi daya
tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan pelampung jaring, sehingga pelampung
jaring harus memiliki extra buoyancy yang besar.
3.
Tali Ris
Tali yang
termasuk dalam tali ris yaitu :
·
tali ris atas
·
tali ris bawah
·
tali pelampung
·
tali pemberat
·
tali pengguat ris atas
·
tali pengguat ris bawah
Tali ris
atas dan tali pelampung harus berbeda arah pintalanya, maksudnya supaya jaring
tetap lurus, demikian juga antara tali pemberat dan tali ris bawah. Selain itu
untuk memperkuat tali ris atas dengan tali pelampung dan jaring serta untuk
memperkuat tali ris bawah, tali pemberat dan jaring ditambah dengan tali
pengguat.
4.
Mata Pengguat (Selvage)
Selvage
biasanya dibuat dari benang polyester (PE) atau kadang-kadang mempergunakan
bahan jaring sama dengan jaring utamna yang memiliki ukuran mata (mesh size)
yang sama dengan jaring utama tetapi ukuran benangnya biasanya lebih besar.
Selvage merupakan jaring yang berfungsi untuk melindunggi bagian tepi jaring
utama agar tidak cepat rusak.
5.
Tali ring/cincin
Tali ring adalah tali yang
dipergunakan untuk mengantung cincin (ring) pada tali ris bawah, bahan yang dipergunakan biasanya terbuat dari
tali kuralon.
Tali ring dibuat berbagai macam bentuknya antara lain
:
·
Tali ring kaki tunggal
·
Tali ring kaki ganda
6.
Cincin (Ring)
Cincin atau
biasa disebut ring pada umumnya berbentuk bulan, dimana pada bagian tenggahnya
merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar ring terkumpul sehingga jaring
bagian bawah tertutup. Bahan yang dipergunakan biasanya dibuat dari besi dan
kadang-kadang kuningan. Ring ini selain memiliki fungsi seperti tersebut di
atas berfungsi juga sebagai pemberat.
7.
Tali Kerut (Purse Line)
Tali kerut (purse line) yang biasa
disebut oleh nelayan sebagai tali kolor adalah tali yang berfungsi untuk
menggumpulkan ris, sehingga bagian bawah jaring tertutup dan ikan tidak dapat
meloloskan diri.
D.
Metode
pengoperasian purse
seine
Penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine dapat
dilakukan dengan beberapa tahapan kerja. Menurut Inoue (1961) vide Warsito
(1981), ada tiga faktor yang penting dalam metode penangkapan dengan purse
seine yaitu pengamatan ikan (searching of fishing), pengumpulan ikan (luring
fish), pengoperasian jaring (operation of net), penarikan jaring
dan pengangkatan hasil tangkapan.
Cara
pengoperasian alat tangkap (purse seine) dan
penanganan sementara hasil tangkapan di laut adalah sebagai berikut:
1.
Setting
Setting dimulai dengan menurunkan pelampung tanda, sayap dan badan sehingga
melingkari gerombolan ikan. Setelah ikan berada dalam lingkaran jaring,
maka ABK menarik tali selambar kemudian menarik tali kolor dengan bantuan
gardan. Gardan adalah alat yang mempunyai sepasang capstan dan berfungsi
sebagai alat penarik tali kolor sebelum jaring ditarik ke atas kapal.
2.
Hauling
Hauling dilakukan
bila semua cincin bersatu dan jaring berbentuk seperti mangkuk.
Pada saat penarikan tali kolor, semua nelayan membantu dengan pembagian
tugas yang jelas. Pembegian tugas tersebut adalah enam orang nelayan
berdiri di sebelah kiri kapal dan bertugas untuk menarik jaring dan pelampung
ke atas kapal dan dua orang nelayan menata kembali alat tangkap setelah
cincin diangkat seluruhnya. Selanjutnya badan jaring ditarik sedikit demi sedikit
hingga ke bagian kantong. Setelah itu hasil tangkapan diangkat dan diletakkan
di dek kapal. Lama waktu hauling sekitar 45 – 50 menit, tergantung hasil
tangkapan yang diperoleh. Setelah semua jaring diangkat ke atas kapal, maka
seluruh nelayan menata jaring kembali untuk melakukan setting berikutnya
Menurut Yusfiandayani
(1997), kegiatan operasi penangkapan ikan adalah kegiatan
penangkapan ikan sejak persiapan di fishing base sampai kembali ke fishing
base. Ditinjau dari tahapan
kegiatannya, operasi penangkapan ikan yang dilakukan
pada unit penangkapan mini purse seine dibagi menjadi empat tahapan, yaitu:
a.
Kegiatan
saat di fishing base
b.
Memeriksa
alat tangkap atau jaring mini purse seine;
c.
Memeriksa
mesin penggerak;
d.
Memeriksa
mesin penarik tali kolor atau gardan;
e.
Memeriksa
lampu petromak;
f.
Penyediaan
perbekalan seperti makanan, air tawar, dan es;
g.
Penyediaan
bahan bakar; dan
h.
Memeriksa
keadaan kapal.
3.
Kegiatan menuju fishing ground
a.
Penentuan
daerah penangkapan ikan dilakukan oleh juragan atau nahkoda berdasarkan
pengalaman;
b.
Daerah
penangkapan yang dituju mempunyai arus dan angin yang sedang atau
tidak terlalu kencang serta air laut yang cerah; dan
c.
Memeriksa
dan memperbaiki lampu petromak yang akan digunakan, meliputi
mengganti kaos lampu, mengisi minyak tanah, dan memperbaiki lampu
petromak yang rusak.
4.
Kegiatan saat di fishing ground
a.
Setting, kegiatan yang dilakukan meliputi:
·
Melingkarkan
jaring secepat mungkin agar kawanan ikan tidak dapat lolos
ke arah horizontal;
·
Penarikan
tali kolor (purse line) secepat mungkin agar kawanan ikan tidak
dapat lolos ke arah vertikal dengan menggunakan garden sebelum
jaring ditarik ditarik ke atas kapal; dan
·
Melakukan
upaya agar kawanan ikan tidak dapat lolos dari celah antara
kedua ujung jaring yang belum tertutup rapat, sehingga kawanan
ikan terkurung oleh jaring yang berbentuk seperti mangkuk.
b.
Hauling, kegiatan yang dilakukan meliputi:
·
Mengangkat float
line, lead line, dan badan jaring ke atas kapal oleh
nelayan dan bagian bunt tetap berada di air agar ikan-ikan tetap
terjaga; dan
·
Memindahkan
ikan dari bunt ke palka.
5.
Kegiatan saat kembali ke fishing base
Kegiatan yang dilakukan
saat kembali ke fishing base adalah menyortir ikan
menurut jenisnya kemudian diletakkan kedalam keranjang dan sampai ke fishing
base ikan diturunkan dari atas kapal. Kapal dibersihkan oleh nelayan
yang bertugas membersihkan kapal, setelah semua hasil tangkapan diturunkan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktik lapangan dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 16 – 12 - 2015 Lokasi
kegiatan PPS Kendari Menuju Sekitaran Teluk Pulau Wawonii.
Instrumen
Instrumen praktik adalah perlengkapan yang di gunakan dalam
menunjang pelaksanaan praktik lapang baik berupa alat maupun bahan.
Peralatan adalah penunjang praktik dan tidak habis terpakai.
Bahan adalah perlengkapan penunjang dalam praktik lapang dan habis terpakai. Instrumen
praktik dapat dilihat pada table 1.
Tabel .1. Instrumen praktik
Alat
|
Kegunaan
|
Meteran Rol
|
Mengukur panjang dan lebar alat tangkap purse
seine, mengukur panjang total (TL) ikan hasil tangkapan
|
Jangka Sorong
|
Mengukur mata jaring, diameter tali - temali,
(GM) ikan hasil tangkapan
|
Papan Tulis Lapangan
|
Memudahkan dalam penulisan data di lapangan
|
Unit Penangkapan Ikan
|
Obyek praktik
|
B.
Metode
pengumpulan data
Metode praktik lapang yaitu menggunakan metode survey.
Kegiatan identifikasi alat penangkapan ikan dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi bahan komponen utama
alat penangkapan ikan.
2. Identifikasi jaring/tali
·
Ukuran mata jaring pada bagian sayap, badan dan kantong.
·
Ukuran dan bahan
benang jarring bagian sayap, badan dan kantong
·
Panjang dan tinggi jaring.
3. Identifikasi bahan, ukuran, jumlah
dan jarak antar pelampung.
4. Identifikasi bahan, ukuran, jumlah
dan jarak antar pemberat.
5. Identifikasi bahan, ukuran (panjang dan
diameter), dan fungsi tali temali.
6. Identifikasi arah pintalan dan
simpul tali.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1. Identifikasi alat penangkapan
ikan
Identifikasi
|
Jenis Bahan
|
Panjang
|
Berat
|
Simpul
|
Arah Pintalan (Z/S)
|
Mesh Zise
|
Warna
|
||||||
Pelampung
|
Plastik
|
-
|
50
gram
|
-
|
-
|
-
|
Merah
|
||||||
Pelampung tanda
|
fibreglass
|
25,8
cm
|
1,8
kg
|
-
|
-
|
-
|
kuning
|
||||||
Pemberat
|
Timah
|
3
cm
|
300
gram
|
-
|
Z
|
-
|
Abu-abu
|
||||||
Jaring Sayap
|
Benang
nylon
|
-
|
-
|
-
|
Z
|
2
cm
|
Coklat
|
||||||
Jaring Kantong
|
Benang
nylon
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,5
cm
|
Biru
|
||||||
Tali Ris Atas
|
polyetheline
|
400
meter
|
-
|
-
|
-
|
Biru
|
|||||||
Tali Ris Bawah
|
polyetheline
|
400
meter
|
-
|
-
|
-
|
Biru
|
|||||||
Cincin
|
Timah
|
-
|
2
kg
|
-
|
-
|
-
|
Abu-abu
|
||||||
Tabel
2. Identifikasi alat bantu penangkapan ikan
Identifikasi
|
Jenis Bahan
|
Jumlah
|
Panjang
|
Diameter
|
Lampu
|
Kaca/plastik
|
8
|
13 cm
|
-
|
Rumpon
|
Fibergllass
|
1
|
160 cm
|
-
|
Line hauler
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kapal
|
Kayu
|
2
|
12 meter
|
-
|
Perahu
|
Kayu
|
1
|
2
meter
|
-
|
Palkah
|
Kayu
|
2
|
2,5 meter
|
-
|
Serok
|
Bahan jaring
|
1
|
130 cm
|
-
|
GPS
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Fish finder
|
-
|
-
|
-
|
-
|
B.
Pembahasan
1.
Alat Tangkap Ikan
a.
Pelampung
Pelampung merupakan alat untuk
mengapungkan seluruh jaring ditambah dengan kelebihan daya apung (extra
buoyancy), sehingga alat ini tetap mampu mengapung walaupun di dalamnya ada
ikan hasil tangkapan. Bahan yang dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat jenis (bj) yang
lebih kecil dibandingkan dengan bj air laut, selain itu bahan tersebut tidak
menyerap air.
Dari hasil
identifikasi pada praktikum bahan pelampung yang digunakan adalah plastik
dengan berat 50 gram.
b.
Pemberat
Pemberat berfungsi untuk
menenggelamkan badan jaring sewaktu dioperasikan, semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin cepat tenggelamnya. Tetapi
daya tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan pelampung jaring, sehingga
pelampung jarring harus
memiliki extra buoyancy yang besar. Pemberat
dibuat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari bj air laut,
sehingga benda ini tenggelam di dalam air laut.
Berdasarkan
identifikasai alat tangkap purse seine, pemberat yang di gunakan berasal dari
bahan timah dengan berat pemberat 300 gram.
c.
Jaring sayap (Wing)
Sayap
(wing), perut, bahu dan kantong merupakan dagian utama dari pukat cincin,
biasanya bagian ini dibuat dengan menggunakan
benang nylon (PA) atau bahan lainnya. Ukuran mata jaring (mesh size) biasanya
sama tetapi kadang kala berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi
tujuan penangkapan. Pada setiap bagian jaring purse seine yang menggunakan
ukuran jaring yang berbeda, biasanya pada bagian sayap merupakan menggunakan
ukuran mata jaring yang paling besar dan makin kearah kantong semakin mengecil.
Penggunaan
benang pada umumnya kebalikan dari mata jaring, yaitu dari sayap ke arah
kantong semakin besar, maksudnya agar jaring pada kantong lebih kuat. Sebab
pada bagian kantong merupakan tempat terkumpulnya ikan, sedangkan pada bagian sayap, perut dan bahu ukuran
benangnya relatif lebih kecil daripada ukuran benang pada
kantong, hal ini disebabkan pada bagian-bagian tersebut hanya merupakan bagian
penggiring ikan agar ikan berkumpul di kantong.
Dari hasil identifikasi bahan yang digunakan adalah benang nylon (PA),
dengan Mesh size 2 cm.
d.
Jaring kantong
Ukuran
benangnya relatif lebih kecil daripada ukuran benang pada
kantong, hal ini disebabkan pada bagian-bagian tersebut hanya merupakan bagian
penggiring ikan agar ikan berkumpul di
kantong.
Berdasaran
identifikasi alat tangkap memiliki warna yang berbeda yaitu warna biru dan Mesh
size yang berbeda pula dari ukuran jaring sayap, yaitu 1,5 cm.
e.
Tali ris atas
Tali ris
merupakan tali yang digunakan untuk memasang jaring selvedge dan
pelampung. Tali ris ini terbagi atas dua yaitu; tali ris atas dan tali ris
bawah dimana masing – masing kedua tali tersebut mempunyai ukran 400 meter, tali ris atas dan tali pelampung harus berbeda arah
pintalanya, maksudnya supaya jaring tetap lurus, demikian juga antara tali
pemberat dan tali ris bawah. Selain itu untuk memperkuat tali ris atas dengan
tali pelampung dan jaring serta untuk memperkuat tali ris bawah, tali pemberat
dan jaring ditambah dengan tali pengguat.
Dari hasil
identifikasi tali ris atas terbuat dari bahan polyethylene dan mempunyai diameter yang sama yaitu 1,5 cm.
f.
Cincin (ring)
Cincin atau
biasa disebut ring pada umumnya berbentuk bulan, dimana pada bagian tenggahnya
merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar ring terkumpul sehingga jaring
bagian bawah tertutup. Bahan yang dipergunakan biasanya dibuat dari besi dan
kadang-kadang kuningan. Ring ini selain memiliki fungsi seperti tersebut di
atas berfungsi juga sebagai pemberat.
Hasil dari identifikasi alat tangkap purse seine cincin yang digunakan
terbuat dari timah dengan berat cincin 2 kg.
2.
Alat Bantu Penangkapan Ikan
a.
Lampu
Cahaya yang
dihasilkan dari lampu petromaks dipergunakan untuk menarik ikan – ikan yang
memilki sifat phototakxis positif ( tertarik pada cahaya ) sehingga
berkumpul disekitar lampu. Lampu biasanya digunakan diatas kapa dan perahu.
lampu sebagai alat bantu untuk merangsang atau menarik perhatian ikan agar
berkumpul di bawah cahaya lampu.
Dari hasil
pengamatan lampu yang digunakan pada kapal purse seine berjumlah 8 buah yaitu
lampu philips 6 buah dan lampu fokus 2 buah.
b.
Rumpon
Rumpon sebagai alat bantu untuk
menangkap ikan yang dipasang di laut, baik laut dangkal maupun laut dalam dapat
meningkatkan hasil tangkapan. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik
gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk
ditangkap. Dengan pemasangan rumpon maka kegiatan penangkapan ikan akan menjadi
lebih efektif dan efisien karena tidak lagi berburu ikan (dengan mengikuti
ruayanya ) tetapi cukup melakukan kegiatan penangkapan ikan desekitar rumpon
tersebut.
Sebagai alat bantu penangkapan
ikan, rumpon berfungsi untuk mengumpulkan kelompok ikan (ikan-ikan pelagis
kecil dan pelagis besar) pada suatu area tertentu sebalum dilakukan
penangkapan.
Dari hasil identifikasi di
lapngan rumoon yang di gunakan terbuat dari bahan Fibreglass, bahan ini
digunakan agar rumpon tidak mudah rusak dan tdk menyerap air.
c.
Kapal
Kapal merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengoprasikan serta memuat
alat tangkap purse seine, ukuran kapal berbeda-beda berdasarkan besar alat
tangkap yang digunakan dan mempunyai bahan yang berbeda pula. Kapal yang
digunakan pada saat praktikum berasal dari bahan kayu.
d.
Perahu/sekoci
Sekoci yang dikenal dengan istilah “ sampan “ merupakan kapal kecil. Sakoci
tidak mempunyai mesin penggerak sendiri namun ditonda oleh kapal menuju maupun
meninggalkan fishing ground tetapi dilengkapi dengan sebuah dayung. Diatas
sakoci diletakkan lampu petromaks yang berguna untuk memfokuskan ikan pada saat
proses penangkapan.
e.
Palkah
Palka
merupakan ruangan pada kapal yang berfungsi sebagai ruang penyimpanan setelah
ikan ditangkap. pada tiap kapal ukurannya berbeda-beda tergantung kebutuhan.
Adapun hasil
identifikasi pada kapal purse seine, palkah yang digunakan berukuran 2,5 meter pada pintu palkah dan mempunyai ruang
yang luas di dalamnya, dengan bahan fibreglass. Penggunanaan bahan fibreglass
pada palkah ikan agar tidak mudah bocor dan mampu menjaga kualitas ikan sampai
pada kapal kembali ke fishing base.
f.
Serok
Serok merupakan alat
bantu yang digunakan untuk memindahkan hasil tangkapan dari alat tangkap ke
geladak kapal. Serok terbuat dari bahan nylon dengan lingkaran dan gagang yang
terbuat dari kayu yang terbuat dari bahan rotan.
Berdasarkan identifikasi
di lapangan serok yang di gunakan pada kaapal purse seine yaitu terbuat dari
benang nylon dan gaanggang terbuat dari besi. Digunakannya gangganng besi pada
serok tersebut dengan tujuan agar pada saat memindahkan hasil tangkapan dari
jaring ke geladak atau palkah ganggang serok tersebut tidak mudah patah karena
pengaruh berat, sehinggah di gunakan bahan dari besi.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pengembangan
teknologi penangkapan ikan di Indonesia pada hakekatnya ditujukan pada pemanfaatan
sumberdaya ikan secara optimal untuk kesejahteraan seluruh masyarakat. .
Kemudian kami dapat melihat langsung proses
pengoperasian alat tangkap purse seine. Dan untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada mata
kuliah bahan alat penangkapan ikan.
B.
Saran
Sebaiknya di saat melakukan kegiatan praktikum ini
alangkah baiknya peserta praktikum
jangan ada yang melakukan hal – hal lain /
kegiatan yang diluar dari
praktikum ini karena menyebebkan banyak data – data yang tidak teridentifikasi, dan
tidak terjadi kesalahan saat praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Adzwar, 2012. Purse seine
(pukat cincin) Metode Penangkapan dan Alat Tangkap Pukat Cincin
(Purse Seine).
Hakim, 2012. Purse seine
(pukat cincin) Universitas Gajah Mada.Yogjakarta.
Subani dan Barus, 1989.alat tangkap
ikan.Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Slotyro Casino Resort in New Orleans, LA - Mapyro
BalasHapusSlotyro Casino Resort is 목포 출장샵 an 888 slot machine located on the corner of Sahara Street and S. George 나주 출장샵 Rd. 태백 출장안마 and 논산 출장마사지 Sahara Street, in New 충청남도 출장안마 Orleans, LA.